Selasa, 11 Februari 2014

RENANG GAYA PUNGGUNG
Dan GAYA DOLPHIN
                                                    




Disusun Oleh :
Muhammad Mustavid Almustahab
1213051044




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013


BAB I
PENDAHULUAN
      A. Latar Belakang
Renang telah dikenal sejak masa prasejarah. Lukisan dari Jaman Batu telah ditemukan di dalam gua para perenang dekat Wadi Sora (atau Sura) dibagian barat-daya Mesir.

Referensi tulisan yang berasal dari 2000 tahun sebelum masehi, termasuk Gilgamesh, Iliad, dan Odyssey, Injil (Ezekiel 47:5, Perjanjian 27:42, Isaiah 25:11, Beowulf, dan hikayat lainnya). Pada tahun 1538 Nicolas Wynman, Profesor bahasa berkebangsaan Jerman, menulis buku renang pertama kali, Colymbetes. Kompetisi renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800, sebagian besar menggunakan gaya dada.

Gaya bebas, yang kemudian disebut the trudgen, diperkenalkan pada tahun 1973 oleh John Arthur Trudgen, menirunya dari Orang Amerika asli. Renang menjadi bagian dari pertandingan Olympiade modern yang pertama tahun 1896 di Atena. Pada tahun 1902 the trudgen diperbaharui oleh Richard Cavill, menggunakan sentakan mengibas. Pada tahun 1908, asosiasi renang sedunia, Federasi Renang Amatir International (FINA/ Federation Internationale de Natation de Amateur) dibentuk. Gaya kupu-kupu pertama kali merupakan variasi dari gaya dada, sampai akhirnya ia diterima sebagai gaya yang terpisah pada tahun 1952.
1. Zaman Kuno
Lukisan dari Zaman Batu telah ditemukan didalam gua para perenang dekat Wadi Sora (atau Sura) dibagian Barat-Daya Mesir dekat Libya. Gambar-gambar ini nampak menunjukkan gaya dada atau gaya anjing mengayuh, meskipun bisa jadi ia mungkin menunjukkan gerakan yang berkaitan dengan prosesi ritual yang artinya tidak ada kaitannya dengan renang. Gua ini juga digambarkan pada film English Patient.

Stempel lilin Mesir yang bertanggal antara 4000 dan 9000 tahun sebelum masehi menunjukkan empat perenang yang diyakini berenang dengan variasi dari gaya bebas. Referensi lain mengenai renang juga ditemukan pada gambar timbul Babylonia dalam lukisan dinding Assyria yangmenunjukkan variasi dari gaya dada. Lukisan yang paling terkenal telah ditemukan di padang pasir Kebir dan diperkirakan berasal dari sekitar 4000 tahun sebelum masehi.
Gambar timbul Nagoda juga menunjukkan perenang yang berasal dari 3000 tahun sebelum masehi. Istana Indian Mohenjo Daro dari 2800 tahun sebelum masehi memiliki kolam renang berukuran 30 m x 60 m. Istana Minoan Minos of Knossos di Kreta juga dilengkapi dengan bak mandi. Makam kuno Mesir dari 2000 tahun sebelum masehi menunjukkan variasi dari gaya bebas.

Penggambaran perenang juga ditemukan pada Hittites, Minoans, dan masyarakat Timur Tengah lainnya, orang Inca dalam Rumah Tepantitla di Teotihuacan, dan dalam mosaik di Pompeii. Referensi tulisan yang berasal dari 2000 tahun sebelum masehi, termasuk Gilgamesh, the Iliad, the Odyssey, Injil (Ezekiel 47:5, Perjanjian 27:42, Isaiah 25:11), Beowulf, dan hikayat lainnya, meskipun gayanya tidak pernah dijelaskan.

Ada juga beberapa yang menyinggung para perenang dalam naskah kuno Vatikan, Borgian dan Bourbon.
Orang-orang Yunani tidak mengikut sertakan renang pada Pertandingan Olympiade kuno, namun mempraktekan olah raga tersebut, sering kali membangun kolam renang sebagai bagian dari bak mandi mereka. Satu pernyataan yang biasanya menyinggung di Yunani adalah dengan mengatakan tentang seseorang bahwa dia tidak tahu bagaimana caranya berlari ataupun berenang. Orang-orang Etruscan di Tarquinia (Italia) menunjukkan gambar para perenang dalam 600 tahun sebelum masehi, dan makam kuno di Yunani menunjukkan gambar perenang-perenang 500 tahun sebelum masehi.
Orang Yunani Sisilia telah dijadikan tawanan pada sebuah kapal Persia king Xerxes I pada 480 tahun sebelum masehi. Setelah mengetahui serangan yang akan datang untuk angkatan laut Yunani, ia mencuri pisau dan lompat keluar kapal. Sepanjang malam dan dengan menggunakan alat bantu pernapasan (snorkel) yang terbuat dari buluh, ia berenang kembali kearah kapal dan memotong talinya.
2. Abad Pertengahan hingga tahun 1800
Renang awalnya merupakan salah satu dari tujuh ketangkasan yang dimiliki oleh para kesatria dalam Abad Pertengahan, termasuk berenang dengan memakai baju zirah. Akan tetapi, sejak renang dilakukan dalam keadaan tanpa pakaian, ia menjadi kurang populer karena masyarakat menjadi semakin konservatif, dan ia telah ditentang oleh gereja pada akhir abad pertengahan. Sebagai contoh, pada abad ke 16, pengadilan Jerman mencatatkan dalam Vechta larangan tempat renang umum tanpa busana bagi anak-anak.

Leonardo da Vinci membuat sketsa awal tentang pelampung. Pada tahun 1538 Nicolas Wynman, Profesor bahasa berkebangsaan Jerman, menulis pertama kali buku renang Colymbetes. Tujuannya bukan untuk olah raga, tapi lebih untuk mengurangi bahaya tenggelam. Meskipun demikian, buku tersebut berisi pendekatan yang sangat bagus dan metodis untuk belajar belajar gaya dada, termasuk alat bantu renang seperti kantung berisi tekanan udara, ikatan buluh, atau sabuk pelampung. Sekitar waktu yang hampir bersamaan, E. Digby dari Inggris juga menulis buku tentang renang, menyatakan bahwa manusia dapat berenang lebih baik dari ikan.

Pada tahun 1603 organisasi renang pertama dibentuk di Jepang. Kaisar Go-Yozei dari Jepang menyatakan bahwa murid sekolah harus dapat berenang. Pada tahun 1696, penulis Perancis Thevenot menulis Seni Berenang, menjelaskan bahwa gaya dada sangat mirip dengan gaya dada modern. Buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan menjadi referensi standar renang selama bertahun-tahun hingga masa yang akan datang.

Pada tahun 1708, kelompok penyelamat pertama yang dikenal Asosiasi Chinkiang untuk Menyelamatkan Hidup dibentuk di Cina. Pada tahun 1796 klub renang (yang masih ada) telah ditemukan di Upsala, Swedia. Benjamin Franklin diakui sebagai pencipta sirip karet renang pada usia sepuluh, tahun 1716. Pada tahun 1739 Guts Muts (juga dieja dengan Guts Muth) dari Schnepfenthal, Jerman, menulis Gymnastik fr die Jugend (Olah raga untuk kaum muda), termasuk didalamnya bagi khusus tentang renang.

Pada tahun 1974 Kanonikus Oronzio de Bernardi of Italy menulis dua volume buku tentang renang, termasuk latihan mengambang sebagai prasyarat untuk belajar renang. Pada tahun 1798 Guts Muts menulis buku lain Kleines Lehrbuch der Schwimmkunst zum Selbstunterricht (Buku pelajaran kecil tentang seni renang untuk belajar sendiri), merekomendasikan penggunaan alat pancing untuk membantu dalam belajar berenang.
B.     Rumusan Masalah
Apa Pengertian Berenang itu sendiri?
Apakah pengertian Gaya Punggung?
Bagaimana membedakan Gaya Bebas dengan Gaya Punggung?
Bagaimana tehnik berenang Gaya Punggung ?
Bagaimana teknik gaya dolphin ?

C.    Tujuan
Mengetahui pengertian berenang Gaya Punggung
Mengetahui perbedaan renang Gaya Bebas dengan Gaya Punggung
Mengetahui Tehnik Gaya Punggung
Mengetahui manfat renang



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
1.      Berenang
Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau melakukan olahraga air.
Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi dilakukan di kolam renang. Manusia juga berenang di sungai, danau, dan laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.
Gaya punggung
Gaya punggung adalah berenang dengan posisi punggung menghadap ke permukaan air. Gerakan kaki dan tangan serupa dengan gaya bebas, tapi dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung.
Sewaktu berenang gaya punggung, posisi wajah berada di atas air sehingga perenang hanya melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.
Berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, atau gaya kupu-kupu yang dilakukan di atas balok start, perenang gaya punggung sewaktu berlomba melakukan start dari dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama kali dipertandingkan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang dipertandingkan setelah gaya bebas.
3. Membedakan renang Gaya Bebas dengan Gaya Punggung
Ada banyak perbedaan yang terjadi antara renang gaya bebas dengan renang gaya punggung. Perbedaan antara lain :
1. Posisi badan
Seperti yang tercantum diatas bahwa dalam renang gaya bebas, posisi badan harus horisontal, walaupun kaki masih cukup dalam di dalam air, sedangkan pada renang gaya pungung, posisi badan terlentang. Untuk mempertahankan posisi tersebut, adabeberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. dada, bahu, dan panggul berada di dalam air
b. wajah berada sedikit diatas permukaan air sehingga dapat leluasa untuk mengambil nafas
c.kedua kaki lebih rendah dari punggung dan secara bergantian menendang air.

2. Gerakan kaki
Gerakan kaki pada gaya punggung pada prinsipnya sama dengan gerakan kaki pada gaya bebas, hanya dalam posisi terbalik.
Bentuk-bentuk latihan gerakan kai :
a. duduk di pinggir kolam kedua kaki diluruskan ke dalam air, kemudian lakukan gerakan kaki
b. dengan posisi terlentang, kedua tangan pepegang pinggir kolam
c. dengan posisi terlentang menggunakan pelampung 

3. Pernafasan
Pengambilan nafas gaya punggung sangat berbeda dengan gaya bebas. Pengambilan nafas gaya punggung lebih mudah karena mulut dan hidung selalau diatas permukaan air, tinggal mengatur waktunya saja.

4. Teknik Gaya Punggung
1. Gerakan kaki
a. Kaki kanan dan kiri digerakkan naik turun secara bergantian (seperti orang yang sedang berjalan /seperti gaya bebas tetapi dengan posisi wajah menghadap ke atas
b. Kaki digerakkan bergantian dengan cukup cepat agar arah renang Anda tidak melenceng/berbelok
2. Gerakan tangan
a. Posisi awal satu tangan lurus di atas kepala
b. Kemudian langsung mengayuh ke belakang menuju pinggang
c. Kemudian angkat keluar dari permukaan air dan kembalikan ke posisi awal
d. Lakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya
Jadi tangan kiri dan kanan bergerak secara bergantian, ketika tangan kiri keluar dari dalam air, tangan kanan masuk ke dalam air, begitu seterusnya. 
3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
Kaki terus bergerak seperti pada point 1 di atas.
Dengan gaya ini, tidak akan ada masalah kesulitan dalam pengambilan nafas karena wajah kita berada di atas air.
Mungkin yang jadi masalah adalah apakah kita sudah sampai ujung kolam atau belum, karena kita tidak bisa melihatnya (mata kita menghadap ke atas). Hal ini bisa diatasi dengan menghitung gerakan tangan.
Gerakan Memutar Olahraga Renang Gaya Punggung
1.      Saat mendekati pinggir kolam, perenang gaya punggug diperblehkan melakukan satu kali kayuhan gaya bebas untuk melihat letak dinding kolam.
2.      Jangan sentuh dinding kolam
3.      Putar tubuh ke depan, luruska kaki dan tending dindingkolam dengan kaki sekuat tenaga dengan tangan lurus kebelakang kepala.
4.      Lalu gerakkan kaki, bawa kepala keatas permukaan air, dan lanjutkat gerakan gaya punggung.
Teknik gaya Dolphin


PROPOSAL
PEMBENTUKAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA
PENCAK SILAT PERSINAS ASAD




Yang diajukan oleh :
Tim Persiapan Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat PERSINAS ASAD Universitas Lampung



BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS  LAMPUNG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PEMBENTUKAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA
PENCAK SILAT PERSINAS ASAD
UNIVERSITAS LAMPUNG

Nama Kegiatan                      :    Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat PERSINAS ASAD Universitas Lampung.
Bentuk Kegiatan                   :    Pengajuan Pembentukan UKM.
Tempat Kegiatan                   :    Kampus Universitas Lampung.
Waktu Pelaksanaan               :     11 Februari 2014.
Pemohon                                :    Tim Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat PERSINAS ASAD Universitas Lampung.

Disahkan di Bandar Lampung pada tanggal 11 Februari  2014, oleh :

Calon Ketua Umum                                                                Calon Sekretaris Umum


M. Mustavid Almustahab                                                       Yudha Wiwaha
NPM. 1213051044                                                                 NPM 10050810118

                                                           
Menyetujui,
Pembantu Rektor III Universitas Lampung



Proposal
Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat PERSINAS ASAD Universitas Lampung

A.                PENDAHULUAN

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidaya-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Pengajuan Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat PERSINAS ASAD Universitas Lampung ini, walaupun kami sadar masih jauh dari sempurna.

Perlunya didirikan ukm persinas 1 paragraph
Penutup 1 paragraph

B.                DASAR PEMBENTUKAN
A.     Dasar Moril          : Konsep Tujuan UKM Pencak Silat
B.     Dasar Hukum        :
C.     Dasar Real             : Kesepakatan Mahasiswa  Universitas Lampung yang  meniliki
  minat  dan seni dalam bidang Beladiri Pencak Silat



C.                NAMA DAN UNIT KEGIATAN
A.     Nama Resmi               :  Unit  Kegiatan  Mahasiswa  PERSINAS ASAD Universitas
   Lampung
B.     Nama Singkat             : UKM Pencak Silat PERSINAS ASAD

D.                MAKSUD

Perkumpulan Mahasiswa PERSINAS ASAD   menyusun proposal ini dengan maksud untuk mengajukan UKM PERSINAS ASAD Universitas Lampung yang sebelunmnya belum ada.

E.                TUJUAN
PERSINAS ASAD bertujuan mempersatukan, membina persaudaraan dan kesetiakawanan antar Mahasiswa  yang menjadi anggotanya dalam rangka meningkatkan peran serta pencak silat dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta mengangkat harkat dan martabat bangsa.
.
F.                 VISI DAN MISI

A.    VISI
1.      Membangun karakter mahasiswa UNILA yang sadar akan kebudayaan Indonesia.
2.      Menciptakan mahasiswa UNILA akan peduli dengan budaya Bangsa Indonesia.
3.      Menghasilkan individu – individu yang sadar untuk selalu peduli terhadap kebudayaan Indonesia .
4.       Menjadikan UKM PERSINAS ASAD sebagai organisasi beladiri yang bermanfaat dan dapat diakui oleh semua lapisan di lingkungan Universitas Lampung.

B.     MISI

G.               KESEKRETARIATAN
Sekreteriat  Bersama  UKM    UKM  Universitas  Lampung  JALAN PROF. DR. SOEMANTRI BROJONEGORO NO. 1 BANDAR LAMPUNG
H.                KEANGGOTAAN
Keanggotaan PERSINAS ASAD terbuka bagi seluruh Mahasiswa Universitas Lampung
melalui proses rekruitmen yang ditentukan oleh pengurus harian PERSINAS ASAD


I.                   STURKTUR KEPENGURUSAN

PENGELOLAAN LABORATORIUM SEKOLAH

Di susun oleh :
Muhammad Mustavid Almustahab







PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................             i
DAFTAR ISI....................................................................................             iii
BAB I FUNGSI LABORATORIUM DALAM
PEMBELAJARAN SISWA
1.1  Laboratorium Dalam Pembelajaran Siswa......................              1

BAB II  FUNGSI LABORATORIUM TRADISIONAL
      2.1 Fungsi Laboraturium Tradisional....................................              2
BAB III FUNGSI LABORATORIUM NON-TRADISIONAL
3.1 Fungsi Laboratorium Non-Tradisional...........................               5
BAB IV MEMBANGUN LABORATORIUM SEKOLAH YANG BAIK
            4.1 Membangun Laboratorium Sekolah Yang Baik...........                7
BAB V JENIS LABORATORIUM
            5.1 Jenis Laboratorium.......................................................                 8







BAB I
FUNGSI LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN SISWA
1.1 Fungsi Laboraturium dalam Pembelajaran Siswa
Fungsi laboratorium sains sekolah (untuk selanjutnya akan disebut (“laboratorium sekolah”) dalam pembelajaran sains bergantung pada pandangan guru yang bersangkutan terhadap sains dan belajar (learning). Mengenai belajar dan mengajar pun dapat dibedakan dua pandangan.Pandangan yang satu  ialah yang memandang bahwa yang mengajar itu adalah “memberi pelajaran” kepada siswa.Ilmu seakan-akan dituangkan kedalam pikiran siswa.Siswa menerima dan menyimpan ilmu itu jadi miliknya.Pandangan seperi ini dapat disebut pandangan tradisional.Laboratorium dengan ini dapat disebut laboratorium tradisional.Sebelum kira-kira tahun 60-an,kebanyakan laboratorium sekolah difungsikan sebgai laboratorium laboratorium  tradisional.

Pandangan yang lain ialah bahwa mengajar itu “membantu siswa” dalam belajar
. Yang belajar adalah siswa.Guru tidak dapat belajar untuknya.Siswa sendiri yang membangun (mengkonstruksi) ilmu dari  masukan (stimulus) yang menjadi perhatiannya.Konstruksinya didasari atas konstruksi yang sudah ada.Pandangan ini dapat disebut pandangan  modern yang belakangan ini berkembang menjadi pandangan konstruktivisme.Secara sangat singkat,penganut pandangan konstruktivisme berteori bahwa”Knowledge is not a copy of reality,To know an object,to know an event,is not simply to look at i land to make a mental copy,or image,of it.To know an object as to act on it (penebalan dari penuis).To know is to modify;to tramsform the object and to understand the process of this transfomation...”.
Laboratorium sekolah yang difungsikan berdasarkan pandangan ini dapat
ssdisebut laboratorium non-tradisional atau modern.


BAB II
FUNGSI LABORATORIUM TRADISIONAL

1.1  Fungsi Laboraturium Tradisional
Pada laboratorium tradisional dilakukan kegiatan di dalam laboratorium,yang dahulu dikenal dengan  nama “praktikum” biasanya adalah kegiatan laboratorium yang dilakukan pada jam khusus,tidak terintegrasi dengan  pelajaran sains.Pada umumnya kegiatan laboratorium merupakan penerapan “teori” yang sudah dibahas di dalam kelas sebelum melakukan percobaan di laboratorium.Banyak kegiatan yang berupa pemverikasian konstanta-konstanta fisis seperti rapatan (density) berbagai jenis zat,jarak titik api lensa-lensa,dan penentuan percepatan gravitasi.Pada satu kesempatan biasanya dilakukan lebih dari satu jenis percobaan.Percobaan-pecobaan itu masih berada dalam lingkup satu pokok bahasan.Setiap siswa,atau setiap kelompok siswa,melakukan percobaanyang berbeda dengan percobaan yang dilakukan siswa atau kelompok lain.Hasilnya dilaporkan siswa dalam bentuk laporan yang distandarkan.Guru menilai hasilnya dari laporan siswa.Sering penilaian hasil kegiatan siswa ditinjau dari aspek kesesuaiannya dengan “teori”,atau dengan data yang ada di dalam buku acuan.
Pada laboratorium tradisional seperti perabot, (meja,kursi,dll), tidak perlu dapat di pindah-pindah,tetapi tetap letaknya.Demikian pula dengan perangkat lain seprti “stasiun layanan”, yaitu tempat siswa mendapatkan pasokan air,listrik,gas,jika sekolah memiliki jaringan gas.Laboratorium yang dibangun Departemen Pendidikan Nasionalsejak sekitar permulaan tahun 70-an untuk SMP dan SMA di seluruh Indonesia,dapat digolongkan ke dalam laboratorium jenis ini.Sebab,tataletak perabotnya boleh dikatakan tetap,sukar dipindah-pindah.
Stasiun-stasiun layanan ditempatkan di tengah-tengah ruang, diantara dua baris meja. Stasiun-stasiun  layanan itu tidak dapat dipindah-pindahkan.
 Disana ada bak cuci dan  soket-soket listrik. Tingginya kira-kira 20 cm lebih tinggi daripada tinggi permukaan meja.
Di sekeliling tembok, kecuali tembok yang berdampingan dengan  ruang persiapan dan gudang, dipasang lemari pendek yang tingginya sama dengan tinggi meja. Lemari ini dapat digunakan untuk menyimpan sebagian alat-alat laboratorium. Di sepanjang tembok yang menghadap ke halaman sebenarnya ada jendela-jendela.
Bentuk laboratorium sains untuk SMA boleh dikatakan sama benar bentuk dan ukurannya dengan laboratorium sains SMP. Untuk satu SMA pada umumnya dibuatkan hanya dua ruang laboratorium, satu untuk fisika, dan satu lagi untuk digunakan bersama sebagai laboratorium biologi dan kimia.
Keuntungan utama jenis penggunaan laboratorium seperti ini, ialah sekolah tidak perlu menyediakan perangkat percobaan yang banyak jumlahnya untuk tiap jenis percobaan. Biasanya untuk satu jenis percobaan tersedia hanya satu perangkat alat, kadang-kadang dua atau tiga.
Kerugiannya ialah bahwa siswa tidak langsung bertindak terhadap konsep atau prinsip (hukum) yang dipelajarinya. Kegiatan laboratorium biasanya tidak disertai “semangat” menemukan (dicovery) dan/atau semangat bertanya (inquiry). Boleh dikatakan tidak ada diskusi mengenai beberapa gejala yang teramati atau yang terukur.
Dalam melaporkan hasil kegiatan, ada kecendrungan siswa “mengarang” hasil pengamatan atau pengukuran sekadar untuk mendapatkan nilai yang “baik”. Sikap seperti ini bertentangan dengan sikap ilmiah yang ingin ditanamkan melalui pendidikan sains pada kurikulum yang berlaku saat ini, dan juga pada kurikulum-kurikulum terdahulu.
Catatan. Laboratorium kimia banyak yang  menggunakan perabot yang letaknya tidak mudah dipindah-pindahkan. Alasannya, karena pemakai sering harus berhadapan dengan banyak jenis bahan kimia, dan bahan kimia itu selalu diperlukan berada di atas meja. Ini tidak berarti bahwa “pendekatan modern” dalam mengajarkan sains tidak dapat dilakukan, meskipun tidak semudah seandainya perabot mudah dipindah-pindahkan.  
BAB III
FUNGSI LABORATORIUM NON-TRADISIONAL

3.1 Fungsi Laboratorium Non-Tradisional
Pada laboratorium non-tradisional, kegiatan laboratorium merupakan bagian terintegrasi pada kegiatan belajar sains. Setiap pelajaran sains, berupa percobaan atau bukan percobaan, berlangsung diruang laboratorium. Di dalam ruang laboratorium dapat berlangsung pemberian informasi oleh guru (guru ”menerangkan”), dapat dilakukan percobaan oleh siswa, percobaan demonstrasi oleh guru atau oleh siswa, diskusi dalam kelompok kecil, dan diskusi kelas dibimbing oleh guru. Oleh karena itu, ruang laboratorium non-tradisional haruslah ruang yang bersifat luwes (flexible). Maksudnya, tata letak perabot ruang mudah diubah-ubah sehingga berbagai jenis kegiatan yang disebut di atas dapat dilakukan didalam ruang itu juga.
Keuntungan memfungsikan laboratorium seperti ini ialah pelajaran dengan mudah dapat dibuat bervariasi dengan memvariasikan jenis kegiatan: mendengarkan informasi, melakukan percobaan, mengamati suatu gejala, berdiskusi, belajar sendiri, dll. Gagasan “siswa belajar aktif” (student active learning) mudah diterapkan. Kerugiannya ialah diperlukan jumlah alat yang lebih banyak, dan mungkin juga laboratorium yang banyak. Sebab, setiap kali belajar sains siswa harus berada didalam laboratorium. Pada setiap jam pelajaran sains , siswa harus pindah ke laboratorium.
Diantara laboraturium tradisionl dan  nontradisional  tidak ada yang paling baik karena  yang paling sesuai dengan pandangan yang diyakini guru yang akan menggunakan laboratorium tersebut, yang ia merasa nyaman melakukannya. Jika dilihat petikan-petikan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang berlaku sekarang, yang dicantumkan pada PENDAHULUAN diatas, agaknya laboratorium non-tradisionallah yang sesuai dengan pandangan KBK, dan juga kurikulum-kurikulum sebelumnya.
BAB IV
MEMBANGUN LABORATORIUM SEKOLAH YANG BAIK

4.1 Membangun Laboratorium Sekolah Yang Baik
Arsitek yang akan  merancang suatu laboratorium sekolah seharusnya berkonsultasi dengan guru yang bersangkutan untuk mendapat masukan mengenai persyaratan yang perlu dipertimbangkan bagi laboratorium yang akan dibangun sesuai dengan “keyakinan” guru yang diminta pertimbangan.Sebab,kebanyakan asitek agaknya tidak atau kurang mengikuti perkembangan dalam dunia pendidikan sains.Arsitek merancang ruang laboratorium serta perabot yang diperlukan berdasarkan informasi yang kadaluwarsa,atau hanya atas dasar intuisi.
Perencanaan jenis ruang dan luas tiap ruang yang diperlukan dan perabotnya harus dilakukan bersama antara arsitek dan guru yang akan menggunakan laboratorium itu.Jenis dan luas ruang akan bergantung juga pada jenis dan jumlah alat yang akan digunakan.Hal ini selanjutnya bergantung pada pandangan yang dianut dalam pembelajaran:Tradisionalkah dan Non-tradisional atau modern  artinya,pada perencanaan yang ideal dan sitematis,perencanaan jenis ruang dan luas tiap jenis ruang sebaiknya dilakukan setelah pengambilan keputusan mengenai tradisional atau non-tradisionalnya pembelajaran yang akan dilakukan,dan setelah perencanaan jenis dan banyaknya alat (dan bahan) selesai dibuat untuk jenis pembelajaran yang akan dianut.



                                                                                           


BAB V
JENIS LABORATORIUM

5.1 Jenis Laboratorium
Yang dimaksud dengan “jenis laboratorium” disini ialah kaitannya dengan “spesialisasi” mata pelajaran sains.Secara tradisional dan demi pengkhususan,sains dikelompokkan ke dalam beberapa cabang.Pada umumnya pelajaran sains di sekolah dikelompokkan ke dalam 4 atau 5 cabang, yaitu:
a.Biologi
b.Fisika
c.Kimia,dan
d.IPBA (Ilmu Pengetahuan tentang Bumi dan Antariksa).Laboratorium ini biasanya disatukan dengan labo-ratorium fisika.
e.IPA/Sains (SMP)
Di tingkat SMP ada kecenderungan mengintegrasikan sains menjadi satu bidang studi,yang dengan singkat disebut sains terpadu(integrated science atau combined  science).Dasar pemikirannya ialah karena sains itu pada hakikatnya adalah satu.Hanya karena luas dan dalamnya sains maka diperlukan pengkhususan dalam pengkajiannya.Tidak mungkin bagi seseorang mendalami secara sangat mendalam seluruh kajian yang termasuk sains.Bahkan untuk menguasai sains secara menyeluruh pada kedalaman yang memadai untuk mengajarkannya di sekolah menengah pun terlalu sulit bagi kebanyakan calon guru,terutama calon guru tingkat SMA.Akan tetapi,penguasaan sains secara agak menyeluruh untuk tingkat SMP agaknya masih dimungkinkan.
Alasan lain mengintegrasikan sains di sekolah ialah agar siswa dapat melihat sains sebagai suatu kesatuan.Ini perlu,karena dalam kehidupan sehari masalah-masalah yang berkaitan dengan sains pada umumnya muncul terintegrasi dengan disiplin yang disebut di atas.Bahkan terintegrasi  dengan disiplin lain seperti masalah sosial,lingkungan,dan teknologi.Jadi,khusus untuk tingkat SMP,laboratorium sains sebaiknya berupa laboratorium sains terpadu.
Sepanjang pengetahuan penulis,istilah sains terpadu (integrated science)pertama terbaca dalam kurikulum sains sekolah menengah tingkat pertama di Skotlandia pada permulaan tahun 70-an (Sistem Pendidikan di Skotlandia berbeda dengan sistem pendidikan di Inggris (England).Dari kurikulum tampak bahwa dengan kata ”terpadu” (“integrated”) tidak dimaksudkan agar tidak tampak ada batas antara biologi,fisika,kimia IPBA, dan lain-lain.Masih jelas terlihat pokok-pokok bahasan yang cenderung fisika,biologi,kimia, dan lain-lain.Akan tetapi,pokok-pokok bahsan ini “terintegrasi” dalam satu buku.Implikasinya ialah bahwa semua pokok-pokok bahasan itu harus diajarkan oleh seorang guru.
sssSebagai contoh,pokok-pokok bahasan di dalam Buku 1 yang mendasarkan isinya atas kurikulum ini berisi judul-judul Introducing Science (Memperkenalkan Sains),Looking at Living Things (Mengamati Makhluk Hidup),Energy,What are Things Made of?(Dari apakah Benda-benda Terbuat?),Solvents and Solutions (Pelarut dan Larutan),The Units of Life (Satuan Kehidupan),Electricity,Some Common Gasses (Gas-gas yang Umum).Terlihat bahwa pokok-pokok bahasan di dalam “sains terpadu” merupakan perselang-selingan antar pokok bahasan yang biasa ada pada cabang-cabang disiplin sains.